SATYABERITA – Tradisi tahunan masyarakat Betawi kembali hadir di Ibu Kota. Lebaran Betawi 2025 akan digelar Jumat (25/4/2025) hingga Minggu (27/4/2025) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Acara ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi dan menjaga keberagaman budaya di Jakarta.
Lebaran Betawi merupakan tradisi khas masyarakat Betawi yang rutin diselenggarakan setiap tahun, tak lama setelah perayaan Idulfitri.
Tahun ini, sejumlah kesenian khas turut ditampilkan, seperti tanjidor, gambang kromong, musik keroncong Betawi, hingga penampilan dari kelompok musik legendaris Kerontjong Toegoe.
Ketua Umum Bamus Betawi, Riano P. Ahmad menjelaskan, Lebaran Betawi berangkat dari keinginan luhur para tetua Betawi untuk menghormati dan merangkul masyarakat lintas suku yang tinggal di Jakarta.
“Orang Betawi ini adalah penduduk lokal Jakarta. Maka muncullah ide agar ada satu momen yang mempertemukan seluruh masyarakat Jakarta dalam semangat silaturahmi dan kebersamaan,” ujar Riano saat berbincang dengan satyaberita.com, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, Lebaran Betawi selalu digelar di bulan Syawal, sekitar satu hingga dua minggu setelah Idulfitri. Hal ini sejalan dengan tradisi masyarakat Betawi yang mayoritas beragama Islam dan menjalankan ibadah puasa.
“Yang penting tetap di bulan Syawal. Kalau lewat dari Syawal, bukan Lebaran lagi namanya,” ucapnya.
Tak hanya hiburan seni, Riano mengatakan, acara nanti juga menyuguhkan berbagai tradisi khas Betawi yang masih lestari hingga kini.
Salah satunya adalah tradisi hantaran, yakni mengirimkan makanan kepada orang tua dan guru sebagai bentuk rasa hormat dan kasih sayang.
“Hantaran itu biasanya berisi makanan yang disukai orang tua. Yang paling khas tentu dodol. Tanpa dodol, Lebaran rasanya kurang lengkap,” jelas Riano.
Selain dodol, menu hantaran juga kerap berisi opor ayam, ketupat, semur, sambal godog, serta aneka makanan kering lainnya.
Riano yang juga menjabat anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi NasDem ini menegaskan, semangat kolaborasi menjadi landasan utama dalam pelaksanaan Lebaran Betawi.
Ia mengajak seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang suku dan agama, untuk ikut merayakan.
“Lebaran Betawi bukan hanya milik orang Betawi, tapi milik semua warga Jakarta. Semua etnis dan komunitas kami undang untuk hadir dan bergembira bersama,” tutupnya. (pot)
Komentar0