SATYABERITA – Rapat Kerja (Raker) I Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 resmi ditutup oleh Wakil Ketua Umum, Saiful Ramat Dasuki.
Penutupan berlangsung di Green Forest Hotel, Bogor, Sabtu (14/6), dengan penegasan pentingnya konsolidasi internal dan penguatan posisi masyarakat Betawi dalam pembangunan Jakarta.
Dalam sambutannya, Saiful menekankan arahan strategis bagi masa depan organisasi dan masyarakat Betawi.
Menurut mantan Wakil Menteri Agama RI ini konsolidasi internal organisasi sebagai fondasi utama memperkuat struktur dan kinerja Bamus Suku Betawi 1982.
Ia juga mengingatkan perlunya pemberdayaan kader non-pengurus, dengan membuka ruang kontribusi melalui berbagai departemen termasuk memberikan dukungan penuh kepada Ketua Umum Bamus 1982.
"Sangat diperlukan dukungan terhadap Ketua Umum Bamus 1982 untuk menjadi bagian dari Dewan Aglomerasi Jakarta, agar suara masyarakat Betawi terlibat aktif dalam arah pembangunan pasca Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)," ujar Saiful.
Lebih lanjut Saiful juga berharap akan lahirnya Perda baru yang bertujuan memajukan kebudayaan Betawi. Ia meminta semua pihak agar mendukung pembentukan Majelis Kaum Betawi.
"Kita harus memberikan dorongan terhadap lahirnya Perda Pemajuan Kebudayaan Betawi, termasuk pembentukan Majelis Kaum Betawi sebagai lembaga representatif budaya lokal," katanya.
"Usulan pengangkatan Sekda DKI dari tokoh Betawi, sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi masyarakat inti ibu kota," imbuhnya.
Menurut Saiful, masyarakat Betawi harus mampu menjadi pemimpin dan barometer kemajuan Jakarta dan bukan hanya sekedar menjadi penonton.
“Kita tidak bisa hanya jadi penonton. Sudah saatnya orang Betawi ambil peran strategis dalam mengelola kotanya sendiri,” tegas Saiful dalam pidatonya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Bamus 1982, Muhammad Ikhsan, menyampaikan bahwa Raker ini merupakan forum konsolidasi pascapelantikan pengurus baru.
Ia menyebut agenda utama rapat mencakup penyusunan regulasi internal dan respons organisasi terhadap perubahan status Jakarta menjadi Daerah Khusus Jakarta.
Ketua Pelaksana Raker, Bang Juned, juga menyoroti urgensi percepatan gerak masyarakat Betawi menghadapi tantangan baru, seperti perpindahan ibu kota negara ke Nusantara dan tata kelola dana abadi kebudayaan.
Senada, Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan, Ichwan Ridwan (Bang Boim), menegaskan bahwa hasil Raker memperkuat sinergi antara Bamus dan Pemerintah Provinsi DKJ.
“Jakarta menuju usia 500 tahun. Kita harus pastikan abad ke-6 menjadi puncak peradaban Betawi,” ujarnya optimistis.
Raker I ini menjadi momentum penting dalam menegaskan komitmen Bamus Suku Betawi 1982 sebagai penggerak utama pelestarian dan pemajuan budaya Betawi di tengah arus urbanisasi dan modernisasi Jakarta.
Komentar0