SATYABERITA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung resmi mencabut kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang sebelumnya diberlakukan pasca rentetan aksi massa sejak Kamis (28/8/2025) malam.
Pramono memastikan, kondisi ibu kota kini berangsur pulih setelah kericuhan demonstrasi. Aktivitas masyarakat dan dunia usaha pun dipastikan kembali berjalan normal.
Keputusan itu mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk warga Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ketua Umum Rumah Guyub Tanah Abang, H. Heru Nuryaman, menilai langkah gubernur sudah tepat dan diharapkan bisa menjaga stabilitas keamanan di Jakarta.
“Sebagai warga, kami ingin memastikan Tanah Abang tetap kondusif. Karena itu, kami menggelar patroli bersama di setiap kelurahan untuk menjaga ketertiban,” kata Heru saat dihubungi, Rabu (3/9/2025).
Heru menegaskan, masyarakat Tanah Abang tidak menolak aksi unjuk rasa selama dilakukan secara tertib dan sesuai aturan. Namun, mereka menolak keras tindakan anarkis yang dapat mengganggu keamanan serta aktivitas bisnis di kawasan perdagangan terbesar di Jakarta tersebut.
“Pemuda Tanah Abang tidak menolak unjuk rasa. Kalau disampaikan dengan baik, kami siap mendukung. Tapi kalau berujung anarkis, kami akan menolak. Kami menolak kekerasan, kerusuhan, dan penjarahan,” tegasnya.
Heru menambahkan, warga Tanah Abang berkomitmen menjaga kampung mereka tetap aman dan nyaman. “Kami masyarakat Tanah Abang bersatu, siap mengawal wilayah kami, dan bersama-sama menjaga Jakarta,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada Senin (1/9/2025), ratusan warga Tanah Abang menggelar aksi damai bertajuk “Tanah Abang Memanggil untuk Jaga Jakarta” di Bundaran Hotel Indonesia. Aksi tersebut diikuti oleh berbagai elemen, mulai dari tokoh agama NU, Muhammadiyah, LDII, tokoh budaya, forum RT/RW, Jakmania Tanah Abang, hingga komunitas Rumah Guyub Tanah Abang.
Mereka membawa sejumlah spanduk berisi pesan perdamaian, seperti:
“Buat Anak atau Warga Tenabang Wajib Jaga Kampung Kite dari Tindakan Anarkis”
“Kami Warga Tanah Abang Jaga Kampung Agar Aman dan Kondusif”
“Jangan Kotori Kampung Ane dari Tindakan-Tindakan yang Berbau Anarkisme”
“Jakarta Kota Gue, Tenabang Kampung Gue, Buat Perusuh dan Penjarah di Tenabang Lu Jual Gue Borong Abis Luh Ye”
Aksi damai itu juga dihiasi dengan pembagian bunga oleh para ibu-ibu kepada aparat TNI dan Polri yang berjaga di sekitar lokasi.
Seperti diketahui, gelombang demonstrasi besar melanda Jakarta pada 28–30 Agustus 2025. Aksi tersebut dipicu oleh kematian tragis seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob saat kericuhan di kawasan Pejompongan.
Tragedi itu menyulut kemarahan publik dan memicu gelombang protes yang meluas di berbagai titik ibu kota. Namun kini, situasi perlahan kembali normal seiring adanya komitmen bersama dari pemerintah, aparat, dan warga untuk menjaga keamanan Jakarta. (pot)
Komentar0