SATYABERITA - Pemprov DKI Jakarta diharapkan segera menyiapkan solusi jangka panjang untuk menuntaskan permasalahan air bersih di Kepulauan Seribu.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Muhammad Idris mendesak Pemprov DKI bertindak cepat mengingat masih banyak warga pulau yang kesulitan mendapat air bersih.
Idris mengungkap di beberapa wilayah terjadi krisis air bersih seperti di Pulau Kelapa, Pulau Harapan, dan Pulau Panggang.
“Ada di Pulau Kelapa, Harapan dan Panggang disana masih sangat kurang ketersediaan air bersih," kata Idris, Kamis (13/6/2024).
Menurut Politisi Partai Nasional Demokrasi (NasDem) ini, Pemprov DKI harus segera menambah pembangunan SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) dan BWRO (Brackish Water Reverse Osmosis).
"Pemprov DKI untuk segera menambah pembangunan SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) dan BWRO (Brackish Water Reverse Osmosis) untuk mengatasi kebutuhan air bersih di Kepulauan Seribu," kata Idris.
Pria yang lahir dan besar di Kepulauan Seribu ini meminta, pemenuhan air bersih harus segera dilaksanakan dan harus merata di seluruh Kepulauan Seribu.
“Ini adalah komitmen bagi kita untuk masyarakat di Kepulauan Seribu, agar kebutuhan paling dasar bagi makhluk hidup, yakni air bersih, bisa terpenuhi dan merata,” tegasnya.
Idris menjelaskan saat ini keberadaan SWRO dan BWRO (Brackish Water Reverse Osmosis) untuk memenuhi air bersih warga tidak mencukupi.
"Jauh dari kata terpenuhi, karena SWRO disana tidak dapat memenuhi kebutuhan semua penduduk," ucap Idris. .
Untuk diketahui sudah tercatat, Kepulauan Seribu telah memiliki sembilan teknologi membran balik osmosis air laut (Sea Water Reverse Osmosis/SWRO) untuk menyediakan air bersih bagi warga pulau.
Ke sembilan SWRO itu mampu memproduksi 1.867 liter perhari, dengan alokasi air bersih untuk warga masing-masing 64 liter per hari.
Namun dari besaran volume air SWRO belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan air bersih warga.
Diketahui, IPA SWRO bermanfaat membuka akses kepada warga Kepulauan Seribu untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi prinsip Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan (4K).
Tahun 2022, telah tersedia 11 IPA BWRO dan 8 IPA SWRO di Kepulauan Seribu. Namun satu IPA SWRO sedang dalam proses penyelesaian di Pulau Sabira. (Pot)
Komentar0