SATYABERITA - Dalam memperingati hari lingkungan hidup sedunia, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bangka Belitung bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa Cerucuk melakukan penanaman 1.500 bibit mangrove.
Mangrove berjenis Rhizophora ditanam di kawasan Pantai Terentang, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, pada Kamis (20/6/2024).
Plh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Edi Kurniadi mendorong penanaman mangrove terus dilakukan.
"Ini seremonial dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, penanaman mangrove ini kami kerjasama dengan pecinta alam. Pesannya ini dijaga dan ditanam terus," ujar Edi Kurniadi.
Sementara itu, Ketua Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Baturusa Cerucuk, Muchtar Effendi mengatakan, selain melakukan penanaman mangrove, pihaknya juga melakukan aksi bersih sampah.
Menurutnya, mangrove memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem alam serta abrasi, untuk itu ia berharap mangrove yang ditanam supaya dirawat.
"Kita tahu mangrove ini memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem, untuk abrasi dan sebagainya, ini langkah aksi pemerintah, tak hanya menanam tetapi juga merawat," kata Muchtar.
Lebih lanjut, dia mengatakan penanaman mangrove ini juga sebagai upaya mitigasi terjadinya krisis iklim.
"Karena ada krisis iklim, suhu meningkat, maka penanaman jadi salah satu opsi untuk menyumbang oksigen, memang jangka tidak instan maka butuh waktu, bisa tiga sampai lima tahun baru berdampak," ujarnya.
Dia mengatakan untuk perawatan dan upaya monitoring dari mangrove yang ditanami ini melibatkan kelompok masyarakat sekitar dan komunita pencinta alam.
"Kita harap setahun ini bisa eksis, sehingga dapat memberikan edukasi kepada para wisatawan yang mendatangi kawasan ini," katanya.
Untuk diketahui, Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 5 Juni sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan penyelamatan lingkungan.
Peringatan HLH Sedunia ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bertepatan dengan perjalanan Konferensi Stockholm yang telah melahirkan perjanjian internasional dan kebijakan lingkungan hidup secara global.
Konferensi Stockholm adalah konferensi yang diselenggarakan oleh PBB pada tanggal 5 s/d 16 Juni 1972 di Stockholm, Swedia. Konferensi ini adalah konferensi tingkat dunia yang pertama kali membahas isu lingkungan hidup dan menjadi dasar ditetapkannya tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, komunitas, selebriti dan masyarakat di seluruh lapisan dunia mengadopsi HLH Sedunia dan berpartisipasi dalam perayaan setiap tahunnya untuk mendukung kelestarian lingkungan.
Tema HLH Sedunia tahun 2024 yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia akan mengusung tema “Penyelesaian Krisis Iklim dengan Inovasi dan Prinsip Keadilan”.
Tema ini menjadi pengingat sekaligus ajakan bahwa penyelesaian akar masalah krisis iklim harus diselesaikan dengan inovasi yang dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan, sekaligus harus mengedepankan prinsip keadilan dan inklusvitas. (pot)
Komentar0