Wasekjen PDIP : Cagub Anies, Bacagub dari PDIP Dong

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Utut Adianto. 

SATYABERITA - Sosok Anies Baswedan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 sudah santer dibicarakan kembali maju dalam Pilgub DKI November 2024 mendatang. 

Anies di nilai calon kuat yang dapat memenang pesta demokrasi lima tahunan itu. Anies punya posisi baik karena popularitas dan elektabilitas tinggi di Jakarta.

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Utut Adianto mengatakan, pihaknya belum memutus siapa sosok yang akan di dukung dalam Pilgub Jakarta mendatang. 

Meski begitu, dirinya mengungkap keinginan agar kader PDIP bisa menjadi calon wakil gubernur pendamping Anies Baswedan.

"Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya, tentu sekali lagi ini belum diputus, ini pandangan personal, itu akan sangat baik," kata Utut dikutip Jumat (14/6/2024).

"Pemahaman saya sebagai pribadi, itu kita kalau pilkada itu prioritasnya menang, itu sebabnya kalau menurut hemat saya, dari sisi popularitas, elektabilitas, dugaan saya, Pak Anies tentu punya posisi yang baik," sambung Wakil ketua Komisi I DPR RI itu. 

Namun demikian Utut menjelaskan, PDIP masih melihat dinamika untuk pilkada DKI Jakarta. Jika kader dirasa ada yang cocok sebagai Cagub, maka akan diusung.

"Ini kan semua masih melihat, tapi kalau ada yang diperkirakan mampu jadi nomor 1, ya majulah," kata dia.

Sebelumnya, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI Jakarta mengirimkan sejumlah nama untuk maju Pilgub Jakarta ke DPP PDIP. Salah satunya nama Anies Baswedan masuk dalam rekomendasi tersebut.

"Sudah disampaikan semua nama-nama yang terjaring, termasuk Anies," kata Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Pantas Nainggolan, Selasa (11/6).

Ia menyebut, penyerahan surat rekomendasi tersebut sebagai tahap awal kontestasi Pilkada. Nantinya DPP PDIP yang akan memutuskan siapa yang bakal diusung untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.

"Tinggal di DPP-nya digodog berdasarkan tidak ada satu partai pun yang bisa mengusung sendiri kan di DKI Jakarta. Nah maka kondisi-kondisi seperti itu mau tidak mau kan harus jadi pertimbangan-pertimbangan. Jadi tidak bisa juga ngotot-ngototan," tandasnya.