SATYABERITA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyebut mantan Gubernur Banten, Rano Karno, layak diusung PDIP untuk maju di Pilgub DKI.
Menurut Ujang Rano Karno merupakan tokoh sekaligus kader PDIP yang bisa mendampingi Anies sebagai bakal calon wakil gubernur (Bacawagub).
"Bisa saja di usung, kenapa tidak. PDIP punya tim yang mampu melakukan kalkulasi secara rasional. Akan tetapi keputusan tunggal ada pada Megawati," kata Ujang, saat dihubungi satyaberita, Selasa (2/7/2024) kemarin.
"Kita tidak bisa mengandai-andai, keputusan ada pada Megawati. Namun demikian, Megawati tetap memperhatikan dan mempertimbangkan ketokohan calon itu," ucapnya.
Menurut Ujang, Rano Karno sudah sangat dan paham soal pemerintahan. Dia pernah menjabat sebagai gubernur. Karier politik Rano terbilang bagus dan salah satu Ketua tim pemenangan Ganjar saat pilpres lalu.
"Rano Karno bekas birokrat pernah menjadi gubernur. Bahkan dia salah satu yang ditunjuk partai sebagai salah satu Ketua tim pemenangan Ganjar saat pilpres lalu, Jadi saya kira layak dipertimbangkan PDIP," pungkasnya.
Untuk diketahui, mantan Gubernur Banten, H Rano Karno, SIP atau Rano Karno, Lahir pada 8 Oktober 1960. Pria kelahiran Jakarta itu adalah aktor, penyanyi, politikus dan seorang sutradara terkenal.
Sejak kecil, Rano telah terlibat dalam dunia seni peran di layar lebar. Pada usia 6 tahun, ia sudah muncul dalam film seperti Si Doel Anak Betawi (1973) dan Rio Anakku (1973). Tumbuh remaja, dia melibatkan diri dalam film Gita Cinta dari SMA (1979) sebagai peran utama.
Kehidupannya sepenuhnya terdedikasi pada dunia film. Ketenarannya semakin melonjak saat ia menciptakan sinetron fenomenal, Si Doel Anak Sekolahan, yang ditayangkan RCTI dari tahun 1993 hingga 1997. Rano bukan hanya menjadi produser, sutradara, tetapi juga memerankan peran utama.
Kemudian, namanya semakin bersinar dengan produksi beberapa sinetron berlatar Betawi, seperti Si Doel dan Teman-Teman (RCTI, 1998), Si Doel Millenium (Indosiar, 2000), Si Doel 6 (Indosiar, 2003), dan Si Doel Anak Gedongan (Indosiar, 2005). Ia telah terlibat dalam hampir 80 judul film dan sekitar 7 sinetron.
Seiring dengan popularitasnya yang meningkat, Rano Karno terlibat dalam dunia politik dan menjadi wakil bupati Tangerang. Pada Pilkada Tangerang tahun 2008, ia menjadi pendamping Bupati Ismet Iskandar hingga tahun 2013. Namun, pada tahun 2011, ia memutuskan untuk mundur sebagai wakil bupati Tangerang setelah terpilih sebagai Wakil Gubernur Banten, mendampingi Ratu Atut Chosiyah untuk periode 2012-2017.
Karier politiknya terus berkembang, dan Rano Karno diangkat menjadi Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang terbukti bersalah oleh pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Rano menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur Banten hingga tahun 2016.
Untuk diketahui sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menegaskan bahwa partai politik atau gabungan harus memiliki minimal 22 kursi di DPRD, untuk bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI 2024.
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU DKI Jakarta Dody Wijaya menjelaskan, syarat tersebut sesuai dengan aturan di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016.
“Partai politik pendaftar bakal pasangan calon dalam pemilihan serentak nasional 2024 sesuai ketentuan Pasal 40 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota,” ujar Dody, Senin (29/4/2024).
Dalam Pasal 40 Ayat (1) UU tersebut dijelaskan, setiap partai politik atau gabungan harus memperoleh 20 persen kursi di DPRD untuk bisa mengusung kandidat.
Di Jakarta, kata Dody, jumlah kursi DPRD-nya sebanyak 106. Dengan begitu, partai yang hendak mendaftarkan kandidat perlu memiliki sekurang-kurangnya lebih dari 21 kursi.
“Jadi 20 persen dari 106 kursi di DPRD Provinsi Jakarta ya,” jelas Dody.
Selain jumlah kursi, setiap partai ataupun gabungan partai bisa mencalonkan kandidatnya, jika memperoleh 25 persen suara sah pada Pileg DPRD DKI Jakarta 2024. (pot)
Komentar0