SATYABERITA - Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 telah mengumumkan nama-nama yang akan diusulkan kepada para pimpinan Parpol sebagai calon gubernur (Cagub) dan wakil gubernur (Cawagub) Jakarta.
Sebagian kalangan menilai langkah Bamus Suku Betawi 1982 terlalu cepat, sebab langkah yang benar itu adalah melakukan lobi terlebih dahulu ke parpol baru mengumumkan nama yang akan di usung.
Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi Demokrat Neneng Hasanah mengatakan, sesama tokoh yang diusulkan bisa saling curiga apabila nanti tidak terpilih.
"Kalau menurut saya seharusnya jangan dulu diumumkan nama para tokoh yang akan diusung. Sebab apabila nanti bukan dia yang terpilih, akan ada kecemburuan," kata Neneng di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2024).
Tidak hanya itu jelas Neneng, bisa juga ada kesan tokoh Betawi dijual murah. Tidak mudah bagi partai politik menerima sosok yang tidak dikenal.
"Ada kesan tokoh-tokoh itu dijual ke partai. Padahal sosok yang diusung itu orang-orang yang berkompeten. Itu sama halnya merendahkan diri," ujar Neneng, yang juga salah satu pengurus Bamus Suku Betawi 1982 ini.
Menurut Bunda Neneng yang saat ini masih menjabat sebagai pengurus DPP Forkabi ini, Ormas Betawi harus bersikap dan tidak menjual harga diri.
"Seharusnya ormas-ormas Betawi tidak mudah terpengaruh oleh hasutan yang tidak penting. Ormas juga jangan menjual harga diri demi tujuan yang tidak jelas," jelas Neneng.
Untuk diketahui, berlangsung di Hotel Tavia Heritage, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (7/7/2024), Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 mengumumkan beberapa nama tokoh Betawi maju di Pilgub DKI 2024.
Mereka yang diusulkan antara lain, mantan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Marullah Matali yang juga merupakan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, Lutfi Hakim merupakan Ketua Umum FBR.
Selain itu, ada juga nama Dailami Firdaus merupakan anggota DPD RI dapil Jakarta, Moch Ihsan merupakan Ketua Umum FORKABI dan Zainuddin merupakan Ketua Umum Bamus Suku Betawi 1982, dan mantan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pusat, Bahrullah Akbar. (pot)
Komentar0