TpOlTfrpTSY5BUO8BSd8Tfr0Gi==

Tidak Dapat Penanganan Medis, Banyak Warga Palestina Meninggal Dunia di Penjara Israel

Tentara Israel telah menghancurkan lebih dari 60 persen rumah dan unit pemukiman di Jalur Gaza. 

SATYABERITA - Beberapa warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel meninggal dunia selama interogasi karena penyiksaan, kelalaian medis dan perampasan obat-obatan. 

Kabar tersebut disampaikan Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza Mohammad Abu Salmiya, setelah dirinya dan warga Palestina lainnya yang dibebaskan meninggalkan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel yang mengalami kondisi sulit.

Dia menuturkan bahwa para dokter dan perawat Israel juga merupakan bagian dari penyerangan dan hukuman terhadap tahanan Palestina dengan tidak memberi mereka perawatan medis yang diperlukan.

“Dokter (Israel) di sana memukuli para tahanan. Perawat memukuli para tahanan,” ucapnya. 

Dia mendesak organisasi-organisasi internasional yang peduli dengan hak-hak para tahanan untuk mengunjungi para tahanan dan melihat kondisi sulit yang para tahanan alami di dalam penjara.

Pada Senin (1/7/2024), Israel membebaskan Abu Salmiya dan sekitar 54 warga Palestina termasuk dokter yang ditahan di Rumah Sakit Al-Shifa serta fasilitas medis lainnya selama operasi militer terpisah selama beberapa bulan terakhir.

Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Palestina—Hamas—pada 7 Oktober 2023.

Setidaknya 37.900 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan sekitar 87.000 lainnya terluka.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah—tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

Komentar0

Type above and press Enter to search.