SATYABERITA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) menyebut akan menghadirkan transportasi di atas sungai atau riverway dalam mengatasi kemacetan di Jakarta.
Menanggapi hal itu, pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan menilai, rencana RK itu belum cocok untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Sebaiknya yang harus dilakukan penguatan sistem transportasi masal di Jakarta.
Artinya, agar warga memiliki kepastian layanan yang mudah diakses, biaya lebih terjangkau, lebih nyaman dan aman juga perjalanan lebih efektif serta efisein.
"Langkah integrasi transpottasi massal ini harus lebih ditingkatkan lagi. Karena itu yang lebih penting dan jika itu mulai dibangun tahun depan sepertinya lebih realistis dalam mengatasi kemacetan," kata Tigor, Jumat (11/10/2024).
Tigor mengungkapkan, riverway bukan menjadi salah satu moda transportasi massal yang dapat mengatasi kemacetan di Jakarta akibat penggunan kendaraan pribadi. Sebab, jangkauan riverway harus lebih dulu dikaji agar tidak menjadi proyek yang tidak bermanfaat.
"Riverway jadi transportasi umum iya, tapi bukan jadi tranpostasi umum massal. Karena sekarang kita sudah punya transportasi umum publik massal di Jakarta ada MRT, LRT Jakarta, KRL dan Transjakarta ini yang harus diperkuat," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mendorong RK untuk menjadikan riverway sebagai angkutan wisata. Sebab, kata Tigor Jakarta memiliki potensi untuk mendorong Jakarta sebagai kota global melalui transpotasi angkutan wisata air.
"Kita punya potensi 13 sungai di Jakarta dan itu bagus di samping jangan melupakan integrasi layanan transpotasi darat yang sudah dimiliki," pungkasnya.
Sebelumnya, calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) menantang balik tanggapan Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung yang menyebut program riverway tidak realistis untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.
"Kalau dibilang tidak realistis, tunggu tanggal mainnya," ujar RK kepada wartawan, Kamis (10/10).
Mantan Gubernur Jawa Barat itu mengatakan bahwa program riverway sudah ada studi ilmiahnya dan ide tersebut juga sudah ada sejak zaman kepemimpinan Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Sudah ada studi secara ilmiah nanti saya posting aja. Itu kan idenya dari zaman Pak Sutiyoso," tegasnya.
Komentar0