TpOlTfrpTSY5BUO8BSd8Tfr0Gi==

Berapa Takaran Konsumsi Gula, Garam dan Lemak untuk Tubuh? Berikut Penjelasan BPOM dan WHO

SATYABERITA – Kepala Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tulang Bawang, Adjis Sandjaya, mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi gula, garam, dan lemak. 

Hal ini berkaitan dengan peningkatan jumlah kasus penyakit yang terkait dengan pola makan tidak sehat di Indonesia.

Adjis mengungkapkan bahwa konsumsi berlebihan terhadap gula, garam, dan lemak dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, terutama obesitas. 

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat signifikan, dari 15,4 persen pada 2013 menjadi 21,8 persen pada 2018. 

Selain itu, prevalensi obesitas pada anak-anak dan remaja juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni dari 2,8 persen pada 2006 menjadi 6,1 persen pada 2016.

Berdasarkan data tersebut, Adjis mengingatkan agar masyarakat membatasi konsumsi gula maksimal 50 gram, garam 5 gram, dan lemak 67 gram per hari. 

Batasan ini sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Adjis juga menjelaskan bahwa asupan gula, garam, dan lemak tidak hanya berasal dari bahan tambahan dalam makanan, namun juga bisa terkandung dalam produk makanan dan minuman olahan. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen untuk selalu membaca label kemasan produk dengan teliti.

Batasan Konsumsi Menurut WHO

Selain rekomendasi dari Kemenkes RI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memiliki batasan konsumsi gula, garam, dan lemak yang perlu diperhatikan. 

WHO menyarankan agar asupan gula tidak melebihi 10 persen dari total kalori harian, yang setara dengan 25 gram atau 6 sendok teh per hari. Untuk garam, WHO merekomendasikan konsumsi natrium tidak lebih dari 2000 mg per hari, yang setara dengan kurang dari satu sendok teh. 

Sementara itu, untuk lemak, WHO mengingatkan agar asupan lemak tidak melebihi 30 persen dari total kalori yang dikonsumsi oleh orang dewasa.

Bagi anak-anak, terutama yang berusia di bawah 2 tahun, WHO mengimbau agar mereka mendapatkan garam yang mengandung yodium untuk mendukung perkembangan otak yang optimal. 

Sedangkan anak-anak yang berusia lebih dari 2 tahun disarankan untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh dengan batasan tertentu agar kesehatannya tetap terjaga.


Komentar0

Type above and press Enter to search.