SATYABERITA – Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Demokrat, Neneng Hasanah, menyoroti masalah rob dan sampah yang semakin mengancam wilayah pesisir utara Jakarta.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi tersebut semakin memperburuk lingkungan dan kualitas hidup warga di kawasan tersebut.
Menurut Neneng, rob yang meluas diperparah dengan terbatasnya fasilitas pengelolaan sampah di wilayah utara.
"Setiap kecamatan di wilayah utara seharusnya memiliki tempat pengolahan sampah dengan kapasitas minimal 1.000 ton per hari. Dengan begitu, sampah bisa langsung diolah di lokasi tanpa harus dibuang ke pesisir," ujar Neneng, Kamis (2/1/2024).
Saat ini, volume sampah harian di Jakarta mencapai 7.800 ton, namun kapasitas fasilitas pengolahan utama hanya mampu menangani sekitar 2.500 ton.
Hal ini menyebabkan tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik, terutama yang terbuang ke wilayah pesisir yang juga terdampak rob.
Neneng juga menyoroti rencana pembangunan fasilitas pengolahan sampah modern yang masih dalam tahap kajian oleh Dinas Lingkungan Hidup.
"Proyek ini memang bagus, tapi harus segera direalisasikan. Kita tidak bisa menunggu terlalu lama karena masalahnya sudah sangat serius," tegasnya.
Selain itu, Neneng juga memperhatikan dampak rob yang terus memburuk, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan lahan yang terendam air laut.
Anggota Fraksi Demokrat ini juga menekankan bahwa relokasi warga yang terdampak rob harus direncanakan secara matang.
"Kalau memang harus relokasi, pastikan ada solusi konkret untuk warga. Jangan asal dipindahkan tanpa kejelasan," tambahnya.
Neneng berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menyusun langkah konkret untuk menangani masalah rob dan sampah di pesisir utara.
"Tanpa penanganan yang terpadu, kita khawatir situasi di wilayah tersebut akan terus memburuk dan berdampak negatif pada kehidupan warga," pungkasnya.
Komentar0