TpOlTfrpTSY5BUO8BSd8Tfr0Gi==

Sarapan Karbohidrat Penting untuk Metabolisme Tubuh, Begini Penjelasan dr. Rudy Kurniawan

SATYABERITA - Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Rudy Kurniawan Sp.PD Dip.TH, MM, MARS, menekankan pentingnya sarapan dengan karbohidrat untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh setelah jeda panjang antara makan malam dan pagi. 

Dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Rabu (15/1), dr. Rudy menjelaskan bahwa karbohidrat, khususnya yang berbentuk starchy atau tepung, sangat diperlukan saat sarapan.

"Justru kalau pagi diharapkan makan yang starchy, yang kayak tepung, karbohidrat tetap harus ada, karena itu adalah jarak paling panjang di terakhir kita makan," kata dr. Rudy.

Sebagai makanan pertama setelah sekitar 12 jam jeda dari makan malam, sarapan memberikan energi yang diperlukan tubuh untuk mengaktifkan kembali sistem metabolisme.

Ia juga mengingatkan pentingnya mengikuti panduan pola makan sehat yang disarankan Kementerian Kesehatan melalui program Isi Piringku, yang mencakup karbohidrat, protein, dan lemak sehat.

"Jadi tetap karbohidratnya ada, protein ada, lemaknya juga ada. Pilih lemak yang lebih sehat lah terutama," tambahnya.

Selain itu, dr. Rudy juga menyoroti pentingnya asupan gula, garam, dan lemak dalam jumlah yang wajar.

Lebih lanjut Dokter lulusan Universitas Indonesia ini menyarankan agar asupan bisa dimasukkan dalam sesi camilan di antara waktu makan, seperti buah-buahan atau makanan sehat lainnya seperti kue berbahan gandum utuh yang tidak terlalu manis.

Karbohidrat juga memainkan peranan penting bagi individu yang rutin berolahraga. Ia menekankan bahwa karbohidrat yang tidak dibakar melalui aktivitas fisik dapat berubah menjadi lemak dan gula berlebih dalam tubuh, yang dapat berisiko menyebabkan penyakit metabolik seperti diabetes.

"Karbohidrat yang tidak dibakar dengan baik, dapat berubah menjadi lemak dan gula berlebih dalam tubuh yang menyebabkan munculnya penyakit metabolik seperti diabetes," jelas dr. Rudy.

Ia juga mengingatkan bahwa gaya hidup sedentari yang sering terjadi pada usia muda dapat berkontribusi pada meningkatnya kasus diabetes tipe 2. 

"Mulai dari gemuknya, kemudian dari males gerak, sehingga ototnya tidak terbangun dengan baik, lemaknya lebih dominan, itu meningkatkan stres oksidatif, ada jalur-jalur metabolisme yang terganggu, akhirnya jadi resistensi insulin, akhirnya leading ke diabetes," tutupnya.

Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya sarapan yang seimbang, diharapkan masyarakat dapat mengatur pola makan dan gaya hidup sehat untuk mencegah berbagai masalah kesehatan di masa depan.

Komentar0

Type above and press Enter to search.