SATYABERITA - DPRD DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk mendukung pencapaian target penggunaan bus listrik pada 2030 sebagai bagian dari upaya mewujudkan transportasi umum yang ramah lingkungan di ibu kota.
Program ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mengurangi emisi dan menjadikan Jakarta sebagai kota global yang lebih berkelanjutan.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Basri Baco, menyatakan bahwa penggunaan bus listrik merupakan program unggulan yang harus dicapai.
“Pemerintah daerah telah menganggarkan dana secara bertahap untuk memastikan pergantian armada TransJakarta ke bus listrik dapat berjalan sesuai rencana,” kata Baco.
Lebih lanjut politisi Partai Golkar, menambahkan bahwa penganggaran untuk pergantian bus akan dilakukan secara bertahap tiap tahun.
Hal ini memastikan transisi menuju armada bus listrik tidak hanya berjalan sesuai jadwal, tetapi juga terkelola dengan baik.
Meski demikian, Basri mengakui bahwa ada beberapa tantangan dalam proses transisi, terutama terkait pendanaan dan kesiapan infrastruktur yang masih harus disiapkan.
Proses pengadaan bus listrik juga melibatkan operator-operator besar seperti Damri, Bianglala, dan Mayasari, sehingga keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta.
“Yang jadi masalah adalah prosesnya yang tidak cepat, karena kita mengarah ke penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), bukan sekadar build-up,” jelas Basri.
Namun, meskipun menghadapi sejumlah tantangan, Basri optimistis bahwa target tersebut dapat tercapai dalam lima tahun ke depan, bahkan sebelum tahun 2030.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kenyamanan di koridor-koridor bus dan memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat agar mereka terbiasa menggunakan bus listrik.
“Harus (target bus listrik 2030), dalam lima tahun ini kita kejar. Malah optimistis sebelum 2030 target itu tercapai,” tegas Basri Baco. (pot)
Komentar0