Koordinator Almamater Lima, Djoko Handoko mengatakan, hampir dua pekan pasca aksi di depan Gedung Majelis Ulama Indonesia Kota Tangerang belum juga ada reaksi dari instansi maupun aparat penegak hukum terkait.
"Sudah terang benderang kami sampaikan, oli palsu hasil produksi sekelompok konsorsium mafia oli yang kebetulan gudang dan tempat produksinya ada di wilayah Kecamatan Cipondoh dan kawasan Pergudangan Sentra Dadap, Kabupaten Tangerang," kata Djoko, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (11/3).
Djoko menjelaskan, pihaknya sudah memprediksi aparat penegak hukum akan kurang responsif menyikap persoalan ini. Untuk itu, Almamater Lima menyampaikan aspirasi kepada MUI Kota Tangerang.
"Kami sudah duga kalau aparat kepolisian akan masuk angin. Sehingga, kami berharap besar kepada MUI Kota Tangerang karena meyakini lembaga ini steril dari kepentingan golongan tertentu," terangnya.
Menurutnya, Almamater Lima masih menunggu respons nyata dan arahan lebih lanjut dari MUI Kota Tangerang. Sebab, peredaran oli palsu ini tentu juga sangat merugikan umat.
Ia menegaskan, saat ini konsolidasi dan koordinasi internal maupun eksternal terus dilakukan menyikapi adanya kekhawatiran terhadap integritas instansi pemerintah dan lembaga terkait upaya memberantas mafia oli palsu ini.
"Kami memastikan akan membawa masalah ini ke tingkat pusat agar praktik konsorsium mafia produsen oli palsu yang dimotori Y dan H serta melibatkan oknum pejabat di kementerian dan kepolisian terbongkar tuntas," ungkapnya.
Menurutnya, dalam waktu dekat Almamater Lima akan menggalang jejaring komunitas serta lembaga organisasi yang dimiliki untuk turun langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pembuatan oli palsu.
"Kami bertekad menghentikan beroperasinya praktik produksi oli palsu di kedua lokasi terbesar yang kebetulan ada di wilayah Kabupaten dan Kota Tangerang," pungkasnya. (AR)
Komentar0