SATYABERITA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, melakukan peninjauan langsung ke Pintu Air Manggarai yang terletak di Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Selasa (4/3).
Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi banjir yang bisa terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Dalam peninjauan tersebut, Gubernur Pramono didampingi oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, Plt. Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah DKI Jakarta, Hendra Hidayat, serta Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat, Arifin, Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Munjirin, dan Plt. Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, Iin Mutmainah.
Pramono menjelaskan bahwa saat ini tinggi permukaan air di Pintu Air Manggarai telah mencapai 850 sentimeter, yang berarti Jakarta sudah berada dalam status siaga II.
“Dengan situasi ini, kami mengadakan rapat khusus yang dihadiri oleh Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, serta Kepala Dinas terkait seperti Dinas SDA, Dinas Sosial (Dinsos), dan BPBD,” ujar Pramono.
Gubernur Pramono juga menginstruksikan agar jajaran Dinas SDA DKI Jakarta tetap siaga dalam memantau seluruh pintu air, guna mengatur aliran air agar tidak membebani kawasan Jakarta Timur, khususnya yang berada di sepanjang aliran Kali Ciliwung.
"Beban Kali Ciliwung sudah terlalu besar, sehingga perlu keputusan yang bijak dalam mengelola pintu air," katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Pramono juga meminta agar semua pompa yang tersebar di 200 titik dengan total 500 pompa diaktifkan.
“Beban banjir di Jakarta Timur harus berkurang. Saya minta semua pompa diaktifkan,” tegas Gubernur.
Lebih lanjut, Pramono mengungkapkan bahwa Pemprov DKI Jakarta sedang mempersiapkan konsep Kampung Siaga Bencana yang dapat melibatkan kerja sama antara pemerintah, swasta, serta masyarakat.
"Ini adalah bentuk gotong royong untuk membantu pihak yang terdampak banjir," katanya.
Dalam konteks bulan puasa yang akan segera datang, Gubernur juga menambahkan agar aktivitas masyarakat, seperti sahur dan buka puasa, tidak terganggu.
Oleh karena itu, dapur umum akan segera diaktifkan di lapangan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Pramono menegaskan bahwa penanganan banjir tidak hanya akan difokuskan pada solusi jangka pendek, tetapi juga pada jangka menengah dan panjang.
Berbagai langkah kesiapsiagaan ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat mengurangi risiko banjir yang berpotensi mengganggu kehidupan warga Jakarta, terutama di musim hujan yang diperkirakan masih berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
Komentar0