TpOlTfrpTSY5BUO8BSd8Tfr0Gi==

Jakarta Banjir, Apa Kabar Sodetan Ciliwung

SATYABERITA - Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya, menyoroti peran Sodetan Ciliwung setelah banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek. 

Danang mempertanyakan apakah proyek Sodetan Ciliwung sudah berfungsi dengan maksimal atau apakah debit air yang tinggi menjadi penyebab banjir.

"Apakah ini terkendala dari Sodetan Ciliwung yang masih belum berfungsi secara maksimal atau memang ini debit airnya yang tidak mampu menampung sehingga tetap meluap? Ini yang akan kami sampaikan ke kementerian melalui fraksi kami," ujar Danang dikutip, Rabu (5/3/2025).

Danang mengaku menerima informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan di wilayah Bogor Raya cukup tinggi. 

Namun, ia meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk segera mengidentifikasi penyebab banjir meskipun infrastruktur untuk menangani banjir sudah tersedia.

Sebelumnya, banjir kembali menerjang Jakarta, dengan wilayah seperti Kampung Melayu, Jakarta Timur, terendam. 

Warga setempat mempertanyakan efektivitas proyek Sodetan Ciliwung yang seharusnya mampu mengurangi risiko banjir di kawasan tersebut.

Wahyu (45), salah seorang warga RT 12/RW 04 di Kebon Pala II, Kampung Melayu, mengungkapkan kebingungannya mengenai fungsi dari proyek tersebut. 

"Puncak tingginya banjir hari ini, makanya saya bingung, sodetan di Otista ini tak ada fungsinya atau gimana, katanya udah jadi," ujar Wahyu di lokasi banjir, Selasa (4/3/2025).
Banjir menggenangi Jl. Jatinegara Barat, pertigaan Tongtek, Selasa (4/3/2025). 

Banjir yang menggenangi kawasan Kebon Pala II sejak pagi hari mencapai kedalaman dua meter akibat meluapnya Kali Ciliwung. 

Wahyu menambahkan, dengan adanya sodetan, seharusnya air banjir kiriman bisa dialirkan ke Banjir Kanal Timur (BKT), yang memiliki kapasitas lebih besar.

"Sodetan itu dibuangnya (air) harusnya ke BKT, kalau BKT lebih besar areanya. Mengapa harus banjir lagi di sini jika sudah dibuat sodetan?" kata Wahyu. 

Ia juga mempertanyakan mengapa banjir masih terjadi di wilayahnya jika proyek normalisasi Kali Ciliwung telah dilakukan.

“Kalau sudah berfungsi, mengapa di sini masih tinggi terus, airnya?” tambah Wahyu. Ia pun menyindir, jika banjir tetap terjadi, lebih baik tidak ada normalisasi sama sekali.

Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya terus menjadi perhatian serius pemerintah, terutama terkait dengan efektivitas infrastruktur yang telah dibangun untuk mengatasi masalah tersebut. 

Warga berharap ada evaluasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa proyek-proyek pengendalian banjir seperti Sodetan Ciliwung dapat berfungsi dengan baik.

Untuk diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Sodetan Ciliwung di Jakarta Timur. Proyek pembangunan sodetan ini sempat mangkrak selama enam tahun sebelum akhirnya dilanjutkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan Sodetan Ciliwung di Provinsi DKI Jakarta," kata Jokowi di inlet sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur, kawasan Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin (31/7/2023). 

Proyek sodetan Kali Ciliwung ini sempat mangkrak enam tahun lamanya sebelum kemudian dilanjutkan di era Heru Budi. Selesainya proyek ini pun menjadi kado untuk DKI Jakarta yang bulan lalu berulang tahun ke-496.

Pj Gubernur DKI Heru Budi menuturkan dengan dilanjutkannya proyek sodetan Kali Ciliwung ini, banjir di Jakarta bisa berkurang sebesar 60 persen. Sebagaimana diketahui, banjir merupakan permasalahan Jakarta yang tidak kunjung selesai. (pot) 

Komentar0

Type above and press Enter to search.