SATYABERITA — Suasana penuh khidmat menyelimuti acara pelantikan pengurus Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 wilayah Jakarta Pusat yang digelar hari ini.
Ketua Umum Bamus Suku Betawi 1982, Zainuddin, secara langsung melantik jajaran pengurus baru dan menyampaikan serangkaian pesan penting bagi masa depan masyarakat Betawi di ibu kota.
Dalam sambutannya, Zainuddin menyampaikan optimisme terhadap kepengurusan baru. Ia menilai para pria yang tergabung tampil gagah, sementara para perempuan menunjukkan semangat dan keanggunan.
“Saya yakin pengurus yang baru dilantik akan mampu membawa perubahan dan kemajuan di wilayah Jakarta Pusat,” ujar Zainuddin.
Zainuddin menegaskan, Bamus Suku Betawi 1982 merupakan organisasi adat yang memiliki mandat untuk menjaga marwah dan martabat suku Betawi, serta memperjuangkan hak-hak masyarakat Betawi di tengah dinamika perkotaan.
“Organisasi ini akan memperjuangkan hak-hak orang Betawi di Jakarta Pusat. Tapi kita juga harus bergandengan tangan dengan suku-suku lain karena mereka juga saudara kita sebangsa dan setanah air,” ucapnya.
Ia juga mendorong masyarakat Betawi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), pendidikan, dan kesadaran kolektif agar dapat bersaing dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.
“Kalau kita ini bersatu, tidak mustahil orang Betawi bisa penuhi kantor DPRD Jakarta, bahkan menjadi pemimpin Jakarta. Tapi sekarang ini masih banyak caleg Betawi yang tidak didukung oleh orang Betawi sendiri,” ucap pria yang akrab disapa Haji Oding itu.
Tak hanya bicara masa kini, Haji Oding juga mengingatkan pentingnya mengenal sejarah panjang masyarakat Betawi yang telah eksis sejak ribuan tahun silam, sebagaimana tercatat oleh sejarawan dari Tiongkok, Belanda, dan tokoh-tokoh nasional.
“Sejarawan menyebut orang Betawi sudah ada sejak 3.000 tahun yang lalu. Kita nomor enam terbesar dari 1.340 suku yang ada di Indonesia. Ini tradisi panjang, ini budaya besar,” ungkapnya.
“Kitalah ahlul waris dari peradaban Jakarta. Kita punya leluhur yang dikenal dengan kekaromahannya. Ini adalah modal dasar untuk melangkah ke depan,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Haji Odingmengajak semua pihak menjaga kekompakan dan menjadikan Bamus sebagai pemersatu masyarakat Betawi.
“Kita sudah capek dipecah belah. Sekarang waktunya kita kompak. Kalau kita kompak, apa pun bisa kita lakukan,” serunya dengan penuh semangat.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya Betawi yang islami dan berakar pada ajaran ahlu sunnah wal jamaah.
“Budaya Betawi adalah budaya yang luhur, budaya yang islami. Jadi kalau ada orang Betawi bela Islam paling depan, walaupun mungkin dia masih banyak kekurangannya, semangat itu tidak bisa kita abaikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Bamus Suku Betawi 1982 Jakarta Pusat, Gea Hermansyah, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan masyarakat Betawi melalui peluncuran inisiatif bertajuk Bangun Sejahtera Pusat.
Program tersebut dirancang untuk memperkuat posisi masyarakat Betawi dalam dinamika pembangunan Jakarta, dan menjadi wadah perjuangan di bidang pendidikan, politik, sosial, dan ekonomi.
“Bangun Sejahtera Pusat adalah wadah perjuangan. Kita ingin masyarakat Betawi punya ruang untuk bersuara, untuk mendapat hak-haknya,” ujar Gea.
Ia memastikan bahwa program ini akan bersinergi dengan berbagai kebijakan pemerintah, terutama dalam menjamin akses pendidikan melalui bantuan seperti KJP Plus, KJMU, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Minggu depan, kita akan mulai berkomunikasi dengan masyarakat di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk memastikan advokasi bagi warga berjalan dengan baik. Salah satu fokus kami adalah memastikan anak-anak Betawi bisa mendapatkan bantuan biaya pendidikan,” jelasnya.
Gea juga menambahkan, program ini akan menjadi landasan dalam membina kader muda Betawi dan mendorong terbentuknya wadah tunggal regenerasi kepemimpinan.
“Ayo seluruh elemen masyarakat Betawi untuk berkolaborasi demi masa depan yang lebih baik. Lembaga masyarakat Betawi adalah lembaga untuk umat. Kita harus bersama menjaga dan memperjuangkan hak-hak masyarakat Betawi,” tutupnya. (pot)
Komentar0