SATYABERITA –Presiden Israel Isaac Herzog menyerukan kepada para pemimpin negara-negara G7 untuk bersatu menghadapi ancaman nuklir dari Iran.
Seruan tersebut disampaikan saat ia mengunjungi lokasi serangan rudal Iran di kota Bat Yam, yang menyebabkan enam warga Israel tewas dan puluhan lainnya terluka.
Bat Yam menjadi salah satu kota yang paling terdampak dalam serangan rudal yang diluncurkan Iran pada dini hari.
Serangan tersebut menghancurkan sejumlah bangunan apartemen dan menyebabkan kerusakan luas, menjadi sinyal bahwa Israel menghadapi tantangan besar dalam mengatasi agresi militer dari Teheran.
“Saya menyerukan kepada para pemimpin G7 yang akan bersidang besok di Kanada: Mereka semua harus bersama kita. Jika Anda ingin menghentikan senjata nuklir, lebih baik bekerja sama dengan kami dan memastikan bahwa Iran tidak mencapai kemampuan tersebut,” ujar Herzog seperti dikutip Times of Israel, Senin (16/6/2025).
Para pemimpin G7 — Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat — dijadwalkan berkumpul dalam pertemuan puncak di Alberta, Kanada, pada Senin dan Selasa. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Kanada selaku presidensi G7 tahun ini.
Presiden Herzog menegaskan bahwa ancaman dari Iran bukan hanya persoalan Israel, melainkan juga menyangkut keamanan kawasan dan dunia.
“Tujuan kami adalah mengubah realitas di Timur Tengah. Tidak mungkin kekaisaran jahat dibiarkan terus menyerang, mengembangkan kemampuan nuklir, dan mengancam perdamaian dunia,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa Iran secara terang-terangan menargetkan warga sipil dalam serangan mereka.
“Iran telah memutuskan untuk menyerang warga sipil, di mana pun, dan apa pun yang terjadi. Kami, tentu saja, akan terus membela diri,” imbuhnya.
Kunjungan ke Bat Yam juga dilakukan oleh Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, bersama pejabat tinggi Kepolisian Israel dan Dinas Pemadam Kebakaran.
“Kami telah lama berada dalam kampanye melawan Iran. Senjata nuklir Iran adalah ancaman paling serius bagi umat manusia. Kami sadar risiko yang dihadapi, namun kami wajib bertindak,” tegas Ben Gvir.
Sejak pecahnya pertempuran antara Israel dan Iran pada Jumat lalu, total 13 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka.
Komando Front Dalam Negeri Israel mencatat bahwa sebagian besar korban tidak sempat berlindung di tempat aman saat rudal menghantam.
Situasi ini menambah tekanan pada komunitas internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap Iran, terutama dalam konteks perkembangan program nuklirnya yang semakin mengkhawatirkan. (pot)
Komentar0