SATYABERITA – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 DKI Jakarta, Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta menyampaikan pandangan strategisnya terkait arah pembangunan ibu kota menuju kota global yang kompetitif, inklusif, dan berbudaya.
Anggota PAN DKI, Ical Syamsudin, mengungkapkan bahwa Jakarta memiliki potensi besar untuk menjadi magnet global dalam bidang ekonomi, sumber daya manusia, dan pertukaran informasi.
Namun, Ical menegaskan bahwa berbagai tantangan sosial dan politik masih menjadi hambatan dalam mewujudkan visi tersebut.
“Hambatan-hambatan sosial politik yang masih dihadapi Jakarta mencakup kesenjangan sosial ekonomi, kualitas hidup yang belum merata, tata kelola pemerintahan yang belum optimal, risiko perubahan iklim dan bencana alam, dinamika sosial budaya, hingga minimnya partisipasi aktif masyarakat,” ujar Ical, Senin (23/6/2025).
Ia juga menyoroti kondisi daya beli masyarakat Jakarta yang dinilai masih tertekan. Untuk itu, menurutnya, diperlukan pendekatan kebijakan yang menyeluruh dan konsisten untuk memperkuat kondisi ekonomi warga.
“Kebijakan pengendalian harga, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan kebijakan fiskal dan moneter harus diterapkan secara terpadu,” katanya.
Selain itu, Ical menekankan pentingnya pelibatan aktif sektor usaha dan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Menurutnya, keberhasilan Jakarta sebagai kota global tak hanya ditentukan oleh infrastruktur, tetapi juga oleh kekuatan budaya dan identitas kolektif warganya.
“Pemahaman terhadap budaya dalam dunia politik tidak boleh hanya berhenti pada ornamen atau kesenian. Budaya adalah elemen fundamental yang harus menjadi bagian dari proses pembangunan,” tegasnya.
Menanggapi target ambisius menjadikan Jakarta sebagai kota global setara Tokyo pada 2045, seperti tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2024 tentang RPJPD Jakarta 2025–2045, Ical menyatakan optimisme, asalkan terdapat kolaborasi lintas sektor yang kuat.
“Jakarta bukan sekadar kota, tetapi simbol kemajuan dan ketangguhan Indonesia. Kami mendukung penuh visi besar ini, dan menyadari bahwa kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan warga adalah kunci utama mewujudkannya,” pungkas Ical. (pot)
Komentar0