TpOlTfrpTSY5BUO8BSd8Tfr0Gi==

Ultah Gubernur Pramono ke-62 Tahun: Kode Internasional, Pertanda Jakarta Akan Menjadi Kota Global Hebat

SATYABERITA - Hari ini, Rabu, 11 Juni 2025, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung genap berusia 62 tahun. Perayaan ulang tahun digelar secara sederhana namun penuh makna di Ruang Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta. 

Oleh: Sugiyanto (SGY)-Emik

Kejutan datang dari aparatur sipil negara (ASN) yang menunjukkan penghargaan dan kedekatan emosional terhadap sosok pemimpin yang dikenal santun, rasional, dan visioner ini.

Pramono Anung, yang lahir di Kediri pada 11 Juni 1963, kini berada pada usia matang dalam karier politik dan kepemimpinan. Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily, dalam rangka kegiatan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3PN) Angkatan XXV Tahun Anggaran 2025. 

Lebih dari sekadar perayaan pribadi, ulang tahun ke-62 Gubernur Pramono menjadi simbol penting dari babak baru perjalanan Jakarta menuju status kota global hebat. Momentum ini selaras dengan semangat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta, yang mengarahkan transformasi Jakarta sebagai kota global.

Dalam Pasal 1 ayat 16 undang-undang tersebut, dijelaskan bahwa “kota global” adalah kota yang menyelenggarakan kegiatan internasional di bidang perdagangan, investasi, bisnis, pariwisata, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, serta menjadi lokasi kantor pusat perusahaan dan lembaga nasional, regional, maupun internasional. Kota global juga merupakan pusat produksi produk strategis internasional yang menciptakan nilai ekonomi besar bagi kota dan wilayah sekitarnya.

Di usia 62 tahun, Gubernur Pramono menunjukkan kematangan kepemimpinan yang ideal untuk mendorong transformasi besar Jakarta. Bahkan, angka 62 itu sendiri dapat dimaknai sebagai simbol kesiapan seorang pemimpin untuk melompat ke tingkat kepemimpinan yang berdampak global.

Secara eksplisit, Gubernur Pramono menargetkan Jakarta untuk masuk dalam 50 besar kota global, berdasarkan berbagai indeks internasional. Target ini bukan sekadar retorika, tetapi merupakan tekad yang disertai strategi konkret. Langkah ini pemting untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan, memperkuat perekonomian, dan menyelesaikan persoalan klasik Jakarta seperti kemacetan, banjir, ketimpangan sosial, dan tata ruang yang semrawut.

Peringkat kota global umumnya ditentukan melalui indikator seperti kemudahan berbisnis, konektivitas transportasi. Selain itu, kekuatan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, kualitas layanan publik, tata kelola pemerintahan, dan ekosistem inovasi digital juga menjadi hal yang utama. 

Kota-kota seperti New York, London, Tokyo, Paris, Beijing, Singapura, dan Los Angeles kerap menempati peringkat atas dalam berbagai indeks global. Saat ini, Jakarta berada di peringkat ke-74 dalam Global City Index, dengan target ambisius untuk masuk 50 besar pada tahun 2029.

Secara regulatif, target ini juga sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam UU ini menegaskan bahwa daerah memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan daya saing global, memperkuat pelayanan publik, dan membangun potensi unggulan daerah secara berkelanjutan. 

Visi Jakarta sebagai kota global juga akan terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Gubernur Pramono dipastikan akan menempatkan globalisasi sebagai pilar utama pembangunan Jakarta ke depan.

Menjadikan momen ulang tahun Gubernur sebagai ajang peluncuran misi “Jakarta Menuju Kota Global Hebat” merupakan langkah yang tepat—baik secara politik maupun psikologis. Angka 62 juga dapat dimaknai sebagai “kode internasional.” 

Dengan begitu, hal ini juga berarti merepresentasikan kesiapan Jakarta untuk tidak hanya bangkit, tetapi juga bersaing dan dihormati di pentas dunia. Ini mencerminkan kepemimpinan yang tidak hanya berpijak pada kepentingan lokal, tetapi juga membawa visi besar yang inklusif dan progresif secara global.

Namun tentu saja, transformasi ini tidak bisa dicapai oleh Gubernur seorang diri. Diperlukan dukungan penuh dari seluruh birokrasi Pemprov DKI Jakarta, kolaborasi lintas sektor, partisipasi dunia usaha, kontribusi akademisi, serta sinergi dengan komunitas internasional. Perubahan menuju kota global adalah proses panjang yang membutuhkan ketekunan, pembiayaan yang cermat, serta kepemimpinan yang tegas namun merangkul semua pihak.

Dengan demikian, ulang tahun ke-62 Gubernur Pramono bukan sekadar selebrasi pribadi, melainkan menjadi tonggak sejarah dimulainya misi besar menjadikan Jakarta sebagai kota global hebat yang diperhitungkan secara internasional. Sebuah cita-cita yang sangat mungkin diwujudkan jika seluruh elemen kota bersatu dalam visi dan aksi nyata.

Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025
Wassalam,


Komentar0

Type above and press Enter to search.