Andi menegaskan, LIRA menolak segala bentuk tindakan anarkis maupun penjarahan yang dapat merugikan masyarakat. Ia menekankan, pengurus dan relawan LIRA harus tetap berdiri bersama rakyat dengan menyuarakan aspirasi secara damai dan konstruktif.
“LIRA hadir sebagai instrumen penting menciptakan keseimbangan, kepedulian, sekaligus menjadi jembatan antara rakyat dan pemerintah,” ujar Andi dalam keterangan persnya, Minggu (31/8/2025).
Selain itu, LIRA juga menyerukan kepada seluruh jajarannya untuk terus aktif di daerah dalam mengawasi jalannya pemerintahan, serta melaporkan dugaan perilaku korupsi pejabat seperti yang selama ini sudah dilakukan. Menurut Andi, langkah tersebut penting agar Indonesia tetap terjaga dari praktik korupsi.
Dalam pernyataannya, LIRA juga menyampaikan sejumlah poin sikap, di antaranya:
1. Melarang jajaran pengurus dan relawan LIRA terlibat dalam tindakan anarkis maupun penjarahan.
2. Mengajak pengurus dan relawan terus bersama rakyat, menyuarakan aspirasi, dan menjaga keseimbangan sosial-politik.
3. Mengingatkan elit pemerintahan agar ramah, sopan, dan terbuka menerima aspirasi rakyat.
4. Meminta Presiden RI melindungi rakyat, khususnya mahasiswa, dalam menyampaikan aspirasi, serta menindak aparat yang bertindak brutal.
5. Mendukung Presiden untuk mengambil kebijakan yang menyentuh akar masalah kemarahan publik, terutama terkait ketimpangan dan kesulitan ekonomi.
6. Mendesak agar menteri atau pejabat yang tidak mendukung perubahan serta perbaikan ekonomi segera diganti.
7. Mengimbau masyarakat untuk menyalurkan aspirasi secara damai dan tertib.
“LIRA mendukung gerakan penyampaian aspirasi yang baik agar tercipta kebijakan publik yang berpihak pada rakyat. Semoga negeri ini diberikan kekuatan melewati masa sulit dengan kebersamaan dan gotong royong,” pungkas Andi. (pot)
Komentar0