SATYABERITA – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta diminta menambah jumlah tenaga medis untuk memperkuat layanan darurat kesehatan.
Dorongan ini muncul setelah adanya keluhan warga Jakarta Timur yang kesulitan mendapat pertolongan saat membutuhkan layanan medis pada malam hari.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Desie Christyana Sari, menuturkan bahwa laporan masyarakat terkait lambannya respon darurat harus menjadi perhatian serius pemerintah provinsi.
Ia menyebut, tenaga medis seharusnya bisa ditempatkan di puskesmas untuk memberikan layanan jemput bola.
“Selain meningkatkan kualitas layanan kesehatan, kehadiran tenaga medis ini penting untuk menyelamatkan masyarakat,” kata Desie, Jumat (26/9/2025).
Desie menceritakan, ada kasus di mana warga yang mencoba menghubungi Puskesmas Cililitan dan Puskesmas Kramat Jati tidak mendapat respon saat kondisi darurat.
Hal ini dinilai sangat berisiko karena keterlambatan penanganan dapat berujung pada hilangnya nyawa.
“Kalau seperti itu, saya kira pelayanan harus menjadi perhatian. Nyawa warga yang mungkin bisa diselamatkan justru tidak tertolong,” ujarnya.
Tak hanya soal penanganan darurat, Desie juga menyoroti kebutuhan tenaga medis untuk membantu keluarga yang anggota keluarganya meninggal di rumah.
Menurutnya, dokter yang bisa datang langsung akan mempermudah warga dalam mengurus dokumen surat kematian.
“Kalau ada yang meninggal di rumah, harus cepat diurus. Perlu ada dokter yang datang ke rumah,” tambah Sekretaris DPD PD DKI Jakarta itu.
Lebih jauh, Desie mengingatkan agar tenaga medis darurat harus mudah dihubungi dan sigap merespons pengaduan warga.
“Tenaga medis harus gerak cepat saat ada warga yang membutuhkan,” tegasnya. (pot)
Komentar0