SATYABERITA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Bamus Betawi yang juga mantan anggota DPRD DKI, Munir Arsyad menilai, Jakarta harus tetap jadi etalase budaya Betawi. Meskipun, ke depan Jakarta bukan lagi ibu kota negara.
Bahkan menurutnya, pemindahan Ibu Kota Negara bisa menjadi peluang bagi pelaku kebudayaan Betawi untuk berkembang. Sebab, Jakarta akan naik level bertransformasi menjadi kota global.
Hal ini disampaikan Munir dalam Dialog Interaktif Bamus Betawi di Kawasan Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/9/2025). Diskusi ini bertema 'Transformasi Jakarta dari Ibu Kota Negara Menuju Kota Global dan Berbudaya yang Berkelanjutan'.
“Bagaimana pun juga Jakarta tetap punya kita yang perlu dikembangkan, dilestarikan dan dimajukan budayanya. Sehingga diharapkan pelaku kesenian ormas-ormas Betawi bisa meningkat potensi ekonominya juga,” ujar Munir.
Ia menekankan, bahwa transformasi Jakarta menuju kota global justru bisa menjadi peluang bagi pelaku kesenian budaya Betawi. Mengingat, peran budaya Betawi sebagai identitas asli kota ini.
"Pelaku ekonomi budaya Betawi, seperti para pengrajin, seniman, dan pelaku usaha kuliner khas Betawi, ini peluang ke depan. Kita bisa bekerja sama dengan sebagai pihak untuk mempromosikan budaya ataupun dalam aspek komersial ke level global," katanya.
Menurut Munir, jika promosi kebudayaan Betawi dikemas secara tepat, maka akan dapat menarik wisatawan yang ingin mengunjungi Jakarta. "Mereka bisa menikmati kekayaan budaya lokal kita," ucapnya.
Karenanya, pelaku ekonomi budaya Betawi harus memanfaatkan peluang untuk berkreasi dan berkembang dari sisi komersial. Baik dalam aspek kuliner, seni pertunjukan, produk kerajinan, maupun event budaya.
"Ini akan sangat membantu melestarikan serta mempromosikan kebudayaan Betawi. Sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian warga Betawi di Jakarta," kata Munir.
Untuk itu, Munir pun menilai, kegiatan dialog hari ini sangat baik sebagai media pencerahan bagi anggota ormas-ormas di Bamus Betawi. Khususnya, bagi para pelaku ekonomi seni Betawi.
Sementara itu, Ketua Panitia Acara Diskusi Interaktif, Anas Ma'ruf mengungkapkan bahwa kegiatan diskusi interaktif ini dilaksanakan secara paralel selama 3 hari berturut-turut. Tujuannya, adalah dalam rangka membantu mensosialisasikan kebijakan-kebijakan Pemprov DKI Jakarta terkait dengan Jakarta Pasca bukan lagi Ibukota lagi ke depan.
“Diharapkan peserta diskusi yang berasal dari ormas-ormas Bamus Betawi mendapatkan banyak informasi dari narasumber,” ucap Anas.
Dengan begitu, menurutnya, akan muncul inovasi-inovasi baru untuk kemajuan Jakarta termasuk dalam pengembangan kebudyaan Betawi.
Dalam dialog ini, hadir sebagai pembicara, Maruhal Mangasi (Bidang Kesra Bappeda DKI Jakarta), Berkah Shadaya SH (Ketua Kasudin Kebudayaan Jakarta Timur). Kemududian, ada juga Pemerhati Kebijakan Publik, H. Rendra Yuniardi, M.Si (Staf Ahli DPR RI).
Komentar0