SATYABERITA — Lembaga Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menginisiasi Focus Group Discussion (FGD) guna membahas masa depan operasional fasilitas pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan yang berlokasi di Jakarta Utara.
FGD ini menjadi sorotan karena RDF Rorotan telah dibangun dengan nilai anggaran fantastis mencapai Rp 1,28 triliun. Diskusi berlangsung di Tavia Heritage Hotel, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).
Sejumlah narasumber kompeten dari berbagai latar belakang, mulai dari pejabat pemerintah hingga akademisi dan aktivis lingkungan.
Di antaranya, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofig, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Lingkungan Firdaus Ali.
Turut hadir pula Ketua Umum Majelis Wilayah KAHMI Jaya sekaligus perwakilan warga Jakarta Utara Muhammad Ichwan Ridwan, Ketua Ikatan Konsultan Indonesia dan Konsultan AMDAL Poerna Sri Oetari, Pemerhati Sosial Amir Hamzah serta Ahli Mikrobiologi Terapan dari BRIN, Sarjiya Antonius.
Diskusi dipandu oleh Ketua Forum Bersama Jakarta Budi Siswanto dan aktivis lingkungan Benny Pattipeilohy sebagai moderator.
Direktur Eksekutif LP2AD, Victor Irianto Napitupulu, menyampaikan bahwa diskusi ini penting untuk memastikan keberlanjutan RDF Rorotan, sekaligus menyerap aspirasi langsung dari warga sekitar, khususnya dari Kelurahan Rorotan dan kawasan Jakarta Garden City (JGC).
"Dalam diskusi ini kami juga menghadirkan perwakilan warga untuk mendengar langsung aspirasi mereka," ujar Victor.
Victor juga menegaskan pentingnya RDF Rorotan sebagai solusi atas krisis sampah di Jakarta yang kini menghasilkan sekitar 7.000 ton sampah per hari.
"TPST Bantar Gebang sudah semakin overload. RDF Rorotan sebagai fasilitas pengelolaan sampah di perkotaan bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap TPST tersebut," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa meski RDF Rorotan masih menghadapi berbagai persoalan, seluruhnya dapat diatasi asalkan ada komitmen dan perhatian terhadap aspirasi masyarakat.
"RDF ini sangat diperlukan. Ke depan, saya berharap biaya pembangunan RDF di kota-kota lain di Jakarta bisa dioptimalkan. RDF Rorotan harus menjadi standar dan percontohan nasional," pungkas Victor. (pot)
Komentar0